Dhiya’ yang bertugas memandikan mayat di rumah sakit militer Riyadh
telah bercerita kepadaku dan menurutku ia seorang yang dapat dipercaya.
Hanya Allah-lah yang mengetahui hakikat sebenarnya dan aku tidak akan
mendahului Allah dalam menilai seseorang itu suci atau tidak. Ia
mengisahkan bahwa seorang personil angkatan laut meminta bantuanku untuk
mengeluarkan akte kematian temannya yang meninggal.
Setelah akte tersebut kami keluarkan, kami memandikan mayat temannya
bersama-sama. Kami berpisah pada jam 11.35 siang. Ia membawa jenazah
temannya sementara aku bersiap-siap hendak melaksanakan shalat Zhuhur.
Pada jam 1 siang, pihak rumah sakit menelponku, mereka katakan, “Di sini
ada jenazah. Keluarganya ingin agar segera dishalatkan pada waktu
Ashar. Segeralah kemari dan mandikan jenazah tersebut.”
Aku segera datang lalu mendekati keranda dan menyingkap kain
penutupnya. Ternyata apa yang aku lihat? Aku melihat sesuatu yang aneh.
Aku melihat seorang personil angkatan laut yang tadi mengenakan pakaian
biru sedang terbujur di keranda. Aku terdiam, kepalaku pusing, lalu aku
pergi ke kantorku seraya mengucapkan kalimat istirja’ (yakni kalimat:
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un dan bertawakal kepada Allah SWT.
Setelah aku membaca al-Qur’an kemudian aku bertawakal dan berangkat
untuk memandikan jenazah tersebut.
Setelah usai aku bertanya kepada keluarganya bagaimana kronologis ia
meninggal. Mereka katakan, “Setelah selesai menggali liang lahat untuk
temannya, ia berusaha untuk keluar. Namun tiba-tiba jantungnya kambuh
dan meninggal seketika di kuburan temannya itu.”
Apakah kita sudah siap menghadapi kematian?
My Facebook
Kategori
- Movie (3)
- Music (2)
- Nilai Kehidupan (11)
- Novel (3)
- Pantun (4)
- Pengetahuan (3)
- Puisi kehidupan (5)
- Puisi ungkapan hati (3)
- Sejarah (8)
- Syair (4)
- video (3)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: