Minggu, 21 Oktober 2012

Potret Anak jalanan

    Anak jalanan atau biasa disingkat Anjal, begitulah kita menyebutnya.... 
merupakan potret kehidupan anak-anak yang kesehariannya sudah akrab di jalanan. Kota-kota besar yang menjadi magnet atau daya tarik bagi para pendatang telah membentuk beragam lapisan kehidupan sosial. Diantaranya bagi golongan yang tidak memiliki skils atau keahlian menyebabkan tumbuhnya kantong-kantong kemiskinan para pendatang. Seperti di ibukota RI Jakarta, kantong-kantong kemiskinan yang tersebar di ibukota telah melahirkan generasi anak-anak jalanan. Mereka mengais rejeki di tengah kerasnya kehidupan metropolitan seperti mengamen, mencari barang-barang bekas, menarik gerobak air, mengemis, dan lain-lain 
   Berdasarkan data dari Dinas Sosial DKI Jakarta, jumlah anak jalanan pada tahun 2009 sebanyak 3.724 orang, tahun 2010 meningkat menjadi 5.650 orang, dan pada tahun 2011 ini juga meningkat menjadi 7.315 orang. Angka yang fantastik! dan terus bertambah tiap tahun seiring perkembangan kota Jakarta. Mereka yang tergolong kecil dan masih dalam tanggung jawab orang tuanya harus berjuang
meneruskan hidup sebagai anak jalanan dan terkadang mereka berjuang sendiri untuk meneruskan pendidikannya, seperti yang dilakukan Deny yang memiliki cacat fisik. Setiap harinya ia menyususur jalanan di ibukota sambil belajar di atas gerobak kayu kecil. Atau Anto anak berusia 5 tahun yang setiap harinya menemani ibunya mengais buah-buah busuk yang sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian dijual. Mereka adalah potret orang-orang marginal di ibukota. Mereka menjalaninya setiap hari sebagai dampak dari kemiskinan orang tuanya. Namun mereka tetaplah anak-anak dengan keceriaan dan kepolosannya. Di tengah pahit getirnya kehidupan, mereka tetap riang, gembira, tertawa polos seperti saat mereka bertemu salah satu petinggi negara....

0 komentar: